Menikmati akhir pekan di Neuschwanstein
12. April 2020
ditulis oleh: Yolenta
Selamat sore Language Enthusiasts,
hari ini saya ingin membawa kalian ke satu dari istana-istana indah di Jerman, yang sering juga disebut Walt Disney Castle. Apakah kalian sudah punya kopi dan siap membaca?
Baiklah, ayo kita mulai!
Maret 2020.
Kami memutuskan untuk pergi ke Jerman Selatan dan mengunjungi kastil Neuschwanstein. Ternyata, perjalanan kesana tidak sesusah dan semahal yang aku bayangkan sebelumnya. Kami memulai perjalanan kami dari Hamburg ke München dengan ICE, kereta cepat di Jerman, selama 6 jam, lalu ke Füssen dengan BRB, atau Bayerische Regiobahn selama 2 jam. Harga tiket hanyalah sekitar 50€ per orang pulang pergi. Perjalanan kami cukup nyaman, karena melewati perbukitan, lahan hijau dan aku melihat banyak desa, pabrik maupun rumah tua yang memasang panel-panel surya di atas atap mereka.
Hari Pertama
Tibalah kami di kota Füssen. Satu kata untuk kota ini: romantis. Hanya berbatasan 1 km dengan negara Austria, kota tua ini terkenal dengan produksi biola dan juga kedua kastil terkenal yang tidak jauh dari sana, Neuschwanstein dan Hohenschwangau. Nah, satu lagi, kota Füssen ini dilewati oleh Sungai Lech, atau Lechfall, yang bermuara ke sungai Forggen, atau Forggensee. Füssen memiliki hanya sekitar 16.000 penduduk di tahun 2018. Tapi tetap saja aku selalu membuka Google Maps di jalan, terkadang harus senyum sendiri, atau face palm, karena jarak restauran, bar atau cafe tujuan ternyata hanya lima menit jalan kaki 🙂
Siangnya, kami makan di sebuah restauran khas Jerman Selatan bernama Zum Hechten. Restoran ini menyediakan makanan daging dan vegetaris dengan porsi nya sangat besar. Aku sendiri makan Schweine Haxe dan tidak habis, Dennis makan ayam yang dibakar atasnya dengan keju (lupa namanya, hihi). Nah, di Füssen, karena itu kota turis, teman-teman bisa juga menemukan restoran China, Vietnam, Italia, Thailand, dan lainnya. Misalnya, waktu itu kami lapar malam-malam dan (sangat) kangen nasi, jadi kami pesan nasi goreng di restauran Vietnam.
Hari Kedua
Keesokan harinya, setelah bangun pagi kami jalan kaki menuju ke stasiun Füssen untuk naik bus ke Neuschwanstein. Oh, ya bus nya ada sekitar setengah jam sekali karena biasanya, Neuschwanstein menerima 6000 pengunjung setiap hari! Cukup banyak, apalagi untuk kota yang kecil ini seperti Schwangau. Kami sudah beli tiket sebelumnya disini. Pertama, kita mengunjungi Kastil Hohenschwangau dari abad ke-19, yang merupakan tempat tinggal masa kecilnya Raja Ludwig II dari Bavaria. Kalau kita mengunjungi kastil, kita automatis masuk dengan tour yang sudah termasuk di dalam tiketnya. Tour ini hanya berlangsung sekitar 35 menit dan ternyata cukup informatif dan menyenangkan.
Pemandangan dari atas dan dari luar kastil Hohenschwangau (kiri, tengah), kastil Neuschwanstein dari kejauhan (kanan).
The Bavarian castle suddenly reminds me of my childhood, something I have ever seen before. It’s beautiful, magnificent and powerful.
Tidak jauh dari bawah situ, ada danau Alpsee. Warna hijau daun, sejuk pohon dan pegunungan Alpen membuat kami bisa santai sejenak. Kastil Neuschwanstein ini letaknya ada di atas kastil Hohenschwangau di atas bukit, jadi kami harus jalan mendaki sekitar 45 menit. Namun, ada juga dokar/ kereta kuda yang mengangkut beberapa orang sampai ke atas, seharga 8€ sekali jalan.
Hari ketiga
Hari terakhir kami disini, aku dan Dennis tidak punya rencana yang khusus. Mungkin baik juga, jadi kita masih punya slot untuk kegiatan spontan yang biasanya justru lebih mengejutkan. Hal pertama yang kami lakukan setelah check-out adalah sarapan di sebuah café yang berjarak sekitar 5 meter dari tempat tinggal kami. We love this routine! Kita makan Baguette, kue wortel dan tiramisu juga tidak lupa menyeruput secangkir Cappuccino dan Latte Macchiato.
We really can’t start our day without coffee, uh?
Akhirnya perut terisi kenyang. Kami pun menelusuri kota Füssen di bawah sinar matahari yang hangat, menikmati arsitektur gedung-gedung tua, melihat Rathaus, gereja khas barok, air mancur kota, museum dan cafe-cafe di pinggir jalan yang menawan. Kami juga melewati Air Terjun Lech yang dikelilingi danau dan pegunungan, hanya 15 menit jalan kaki dari kota tua Füssen. Konon katanya, ini merupakan tempat favorit Raja Ludwig II dan ia sering menghabiskah waktunya disini.
Setelah berfoto puas di Air Terjun Lech, kami memutuskan untuk lanjut jalan kaki sampai ke Alatsee, ingin memanfaatkan cuaca yang bagus. Penunjuk jalan disana sangatlah lengkap, baik untuk pejalan kaki maupun pengemudi. Kami pun siap masuk ke dalam hutan! Sebenarnya, ada banyak rute yang bisa diambil, semuanya menuju ke Alatsee. Kita memilih yang gampang dan juga aman untuk dilalui.
Rute kami: tengah kota Füssen, Air Terjun Lech, Bad Faulenbach, Tal der Sinne, Obersee, Mittersee, Alatsee.
Berikut adalah Sungai Lech (kiri), Mittersee (tengah) dan Alatsee (kanan).
Kalau kalian sudah sampai ke Alatsee, jangan lupa untuk mampir ke Alatsee Hotel & Restaurant. Tidak hanya bisa melihat pemandangan danau dan pegunungan, itu adalah makanan terenak dari Jerman selatan selama 3 hari kami disana.
Jadi, liburan di Füssen dan sekitarnya ternyata bukan hanya seputar kastil, tetapi juga menikmati alam dengan hiking atau naik sepeda gunung. Untuk route Hiking, kalian bisa klik disini. Pertengahan Maret adalah pergantian dari musim dingin ke musim semi. Matahari bersinar cerah, apalagi di Jerman selatan yang relativ lebih hangat daripada Jerman utara. Tetapi, tetap pakai jaket tipis atau mantel dan syal. Tips: jangan lupa kacamata hitam karena cahaya terik di atas 🙂
Demikianlah perjalanan liburan kami! Semoga teman-teman memiliki kesempatan mengunjungi kastil Neuschwanstein dan sekitarnya, suatu hari nanti. Mungkin lebih dari sekedar akhir pekan.
Terimakasih sudah membaca! Aku harap kalian bisa mengenal Jerman selatan lebih jauh. Apakah ada sesuatu yang kalian tidak mengerti? Jangan ragu-ragu meninggalkan komentar di bawah ini!
Salam,
Yolenta