Café Bahasa

Venue for Language Enthusiasts

Tiga Alasan kenapa Aku Jatuh Cinta dengan Hamburg

“Mulai dari aroma daging kambing yang dibakar di atas ofen atau kebab, toko-toko Turki yang menjual buah dan sayuran segar dan relativ lebih lengkap dan murah, salon Afro sampai ke supermarket India penuh dengan bumbu-bumbu eksotis, toko Indonesia […] “

Genap sembilan tahun sudah aku tinggal di Hamburg. Namun, hatiku tetap berdegup kencang saat menatap senja di Ovelgönne. Walaupun aku sudah mengunjungi tempat lain di Eropa, aku memiliki hubungan yang erat dengan kota ini. Inilah tiga asalan utama kenapa aku sangat mencintai kota ini. So, grab your coffee, sit back and enjoy!


1. “Das Tor zur Welt” atau Pintu Dunia

Kota Hamburg sering dijuluki sebagai „Das Tor zur Welt“ atau pintu dunia. Terutama karena kota ini memiliki pelabuhan berkelas internasional dengan peran penting dalam pembangunan ekonomi maritimnya. Dulu, pertukaran barang ataupun alat transportasi penumpang banyak terjadi lewat jalur laut. Oleh, karena itu Hamburger Hafen menjadi titik titik tengah lokasi yang menghubungkan 950 pelabuhan lain. Terbayang, kan sibuknya?

Slogan pintu dunia tadi juga diperkuat dengan adanya lokasi ekshibisi yang luas, namanya Hamburg Messe, disini sering diadakan ekshibisi internasional yang didatangi ribuan masyarakat mancanegara. Dengan logistik dan infrastruktur yang memadai, Hamburg pun terpilih sebagai kota terselenggara-nya G20 pada tahun 2017 kemarin dengan banyak wakil-wakil penting negara anggota, termasuk Jokowi. Acara G20 kemarin sebenarnya mengingatkanku akan demonstrasi tiga hari besar dengan tema seperti perang, pemanasan global dan pengungsi. Kalau tertarik, kalian bisa baca lebih lanjut disini.

Warga Hamburg sangat menghargai pelabuhannya. Sering adanya acara besar untuk merayakan ulang tahun pelabuhan Hamburg, seperti Hafengeburtstag atau Hamburg Cruise Days dengan atraksi kapal dan kembang api.

Bukan hanya kota pelabuhan, tetapi Hamburg juga kota musikal. Berbagai turis internasional maupun dari kota lain di Jerman sengaja datang kesini untuk melihat drama musikal, seperti The Lion King Mary Poppins atau Pretty Woman. Untuk pergi kesana, kita harus naik kapal yang mengantarkan kita ke stasiun tempat berlangsungnya drama musikal, menarik bukan?

Bagiku, Hamburg adalah pintu dunia-ku. Karena lokasi strategis kota ini, yaitu di tengah jantung Eropa, aku jadi bisa mengunjungi negara-negara lain seperti Spanyol, Italia, Perancis atau Belanda, Kroasia. Selain itu, lewat Hamburg aku berkenalan banyak teman internasional yang baik dari kuliah ataupun kerja.

2. Hamburg Kota Multikulti!

Seperti layaknya kota besar, di Hamburg ada banyak orang asing. Pertama kalinya tiba di Hamburg, aku berkenalan dengan daerah Steindamm dan St. Georg, yang terletak di belakang stasiun utama. Banyak warga Hamburg yang berasal dari Turki, Afghanistan dan juga negara-negara Afrika yang hidup, tinggal dan bekerja di daerah itu, misalnya. Daerah yang tidak pernah sepi.

Mulai dari aroma daging kambing yang dibakar di atas ofen atau kebab, toko-toko Turki yang menjual buah dan sayuran segar dan relativ lebih lengkap dan murah, salon Afro sampai ke supermarket India penuh dengan bumbu-bumbu eksotis, toko Indonesia, salon Indonesia sampai ke bioskop yang menunjukkan film dalam bahasa original. Aku pun selalu mendengar berbagai macam bahasa asing yang digunakan di depan pertokoan, semua melebur menjadi satu seolah-olah itu hal yang sudah biasa.

Ramainya Steindamm | Photo via pressebild.de

Selain itu, ada fakta bahwa Hamburg pernah menerima gelar kota dengan warga paling toleran di Jerman. Diambil dari Robert Bosch Stiftung 2019 (zeit.de). St Georg pun terkenal atas daerah penuh kultur dan diversitas baik agama, ras dan orientasi seksual yang berbeda. Hamburg menolak rasisme dan nasionalisme. Ini bisa dilihat juga dari street art yang bertuliskan misalnya  “Refugees Welcome”, “Love Football – Hate Racism”, atau bendera LGBT yang sering terlihat melambai di area St George.

Kein Mensch ist illegal – No Human Being is Illegal | Photo via bildarchiv-hamburg.de

Saat aku duduk di bangku semester 2, profesor kami dalam pelajaran International Culture and Communication, mengajak kami mengunjungi sebuah masjid di Hamburg dan mendengar suatu seminar yang dibawakan oleh imam disana. Lalu kami boleh mengambil Al-Quran yang disediakan, apabila ada yang tertarik membaca lebih lanjut. Tidak menyangka bahwa hampir semua teman sekelasku ikut melakukan itu. Oh iya, kampusku HAW Hamburg juga menerima pengungsi untuk mengikuti pelajaran di ruang-ruang kuliah tanpa ada persyaratan lulus.

Selain itu, Hamburg terkenal dengan kuliner mancanegara nya, jadi mau makan apa saja tidak menjadi kendala disini – dari makanan Jepang, Vietnam, China, India, Pakistan, Mongolia ataupun Thailand pun bisa ditemukan disini. Sebagai orang asing, aku merasa nyaman tinggal di kota yang toleran dan terbuka ini.

3. Dari Landungsbrücken ke Sternschanze

Aku sangat mengagumi keanekaragaman semua daerah di kota Hamburg, yang aku ingin ceritakan ke kalian, bagaimana menghabiskan waktu libur disini.

So, would you like me to show you around?

Di Landungsbrücken, teman-teman bisa memandang ke arah pelabuhan bersama burung camar yang berteger di atas kapal yang merapat sambil menikmati Fischbrötchen, yaitu roti isi ikan khas Jerman utara Atau, berjalan ke arah Portugiesenviertel, yang penuh dengan restauran Portugis, Spanyol, Italia dan Brasil. Di Café Cristal, aku suka makan pastel de nata sambil minum secangkir Galão.


Setelah perut kenyang, aku akan menyewa sepeda dari U Landungsbrücken ke arah Speicherstadt. Setelah itu, bersepeda santai melanjutkan melihat kemegahan Elbphilharmonie dan Hafen City dengan arsitektur modern-nya. Lalu berhenti minum es krim vanila di teras Marco Polo, di dekat Unilever House sambil menikmati matahari tenggelam. Di musim panas, pelabuhan juga tempat yang asyik untuk menikmati bier dingin Alster atau langsung ke Elbstrand di Altona.

Elbstrand, Altona di musim panas

Di akhir pekan sore hari, aku akan mengunjungi Sternschanze, daerah yang menurutku funky, tempat nongkrong anak-anak muda. By the way, aku sangat suka daerah ini! Setelah itu makan tapas di St. Pauli dan menikmati segelas wine di satu bar kecil. Kalau sempat, bisa juga mengunjungi bar atau disko di dekat Spielbudenplatz, misalnya Sommersalon. Selain itu, di daerah ini banyak teater, tempat konser, klub musik rock dan juga tempat disko. Stadion bola F.C St. Pauli dan Hamburger Dom, pasar malam di Hamburg juga menjadi tempat yang ramai dikunjungi.

Di hari-hari yang padat, aku habiskan malam setelah beraktivitas untuk pergi window shopping di pusat kota yang ramai di Mönckebergstraße sampai ke Alsterhaus, di dekat Binnenalster.

Menikmati Minggu yang cerah, aku berlari pagi di Blankenese, menaiki tangga-tangga kecil dan perumahan mewah yang letaknya agak tersembunyi. Menikmati sore di Hallerstraße, Eppendorf, Winterhude aku merasakan semilir angin dan menikmati segarnya udara di sore hari, sambil menyewa kanu di Außenalster.

Daerah lain yang merupakan favoritku adalah daerah Altona yang nyaman,penuh dengan restoran dan cafe baru yang tak pernah ada hentinya. Harburg, Stade pun tak kalah bagusnya. Di hari lain, aku belanja sayur, buah-buahan dan kopi di Isemarkt, yang terletak di bawah rel kereta api.

Alster sebagai tempat bernapas dan jantung kota Hamburg sendiri, dapat berbaur dengan daerah lain menjadikan Hamburg suatu kesatuan yang lengkap, yang membuatku susah bosan dengan kota ini.

So, that’s it! Itulah tiga alasan utama kenapa aku jatuh cinta kepada kota ini. Tentu saja, masih ada alasan-alasan lain yang mungkin nanti aku jelaskan misalnya sebagai puisi di artikel-artikel lain.

Kehidupan Beragam Warga Indonesia – Mendekatkanku dengan Tanah Air

Saat hidup merantau, ada kalanya perasaan kesepian itu muncul di keseharian. Untungnya, ada banyak komunitas-komunitas Indonesia seperti PPI Hamburg, komunitas keagamaan dan KJRI Hamburg yang sering menyelenggarakan acara-acara seperti Hari Kemerdekaan, buka puasa bersama dan perayaan natal. Selain itu, ada event Pasar Hamburg dan SOI (Sounds of Indonesia), dimana orang-orang Indonesia bisa bertemu dan saling menyapa satu sama lain.

Menurutku, hal-hal seperti itulah yang paling membuatku merasa betah tinggal disini. Karena, akan terus ada sebagian dari diriku, yang selalu ingin dekat lagi dengan tanah air sendiri, Indonesia tercinta.

Love,

Yolenta

• ━━━━━━━━━━━━ ••●•• ━━━━━━━━━━━━ •

Kosakata

SingularDefinisiPlural
das Torpintudie Tore
der Hafenpelabuhandie Häfen
die Messeeksihibisidie Messen
der Geburtstagulang tahundie Geburtstage
der Menschorangdie Menschen
der Fischikandie Fische
das Brotrotidie Brote



2 Replies to “Tiga Alasan kenapa Aku Jatuh Cinta dengan Hamburg”

  • Trima kasih untuk ceritanya… Berasa udh smpe d Hamburg soalnya bca smbil ngebayangin setiap klimat yg kk tulis. Smga suatu hari aku juga seberuntung kk. Pngen bnget ke Dortmund. Nton tim Ksayangan Brussia Dortmund🖤💛. Btw, abis bca tulisan kk n Mas Denis, aku jdi smkin smangat blajar bhsa Jerman. Doakan aku ya smga ada perubahan yg positif

    • Moin, Melisa! Wah, senang sekali tulisan kami bisa memotivasi kamu untuk semakin semangat ke Jerman dan belajar bahasa 🙂 Hehe, tim Dortmund ya! Kalau di Hamburg ada HSV dan St. Pauli 🙂 Amin, tidak ada yg tidak mungkin, asal rajin dan komitmen. Terus semangat yaa..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: